Istilah wastra pasti dikenal dengan kain batik yang memiliki corak indah. Banyak pula yang menggunakan batik dengan simbol wastra nusantara. Lantas, apa arti wastra nusantara itu sendiri?
Mengutip Fortuneidn, wastra merupakan istilah yang diambil dari Bahasa Sansekerta, yang berarti kain. Menurut Kamus Mode Indonesia, wastra mengacu pada kain yang dibuat dengan cara apapun (termasuk rajutan dan kulit kayu) dan tidak harus dikembangkan secara tradisional. Secara garis besar, wastra nusantara tidak hanya soal batik. Setiap wastra memiliki motif dan pola yang berbeda antara satu dan lainnya, dengan makna yang berbeda pula. Perbedaan makna dan keindahan wastra nusantara membuat Eni Anjayani membangun bisnis dengan versinya.
Hadir ke Dunia; Wastraloka
Ide membuat bisnis terkait dengan wastra nusantara muncul karena kecintaan Eni Anjayani, terhadap wastra nusantara. Kecintaannya inilah yang membuat dirinya membangun bisnis dengan nama Wastraloka, yang menciptakan gaya baru dalam menikmati motif wastra nusantara, tidak hanya di kain, melainkan pada media gift, merchandise, dan dekorasi rumah.
Eni Anjayani, pemilik Wastraloka
Sebagai yang memiliki kegemaran akan wastra nusantara, Eni menganugerahkan filosofi pada nama usahanya. Wastra artinya kain tradisional, sedangkan Loka artinya tempat seperti surga. Muncul harapan Eni terhadap Wastraloka sebagai surga yang mengabadikan dan melestarikan motif kain tradisional nusantara. Supaya tetap lestari dan dikenal dari generasi ke generasi.
Perjalanan Memperkenalkan Keunikan Produk
Awal mula Wastraloka berjalan sejak Eni memperkenalkan karyanya pada seonggok kaleng kerupuk melalui Facebook. Dirinya merasa keindahan wastra nusantara perlu dilekatkan juga ke media lain. Lantas Eni melukiskan beberapa motif pada kaleng kerupuk yang dirasa memiliki kesamaan dengan kain, yaitu sama-sama punya kesan kuno dan autentik.
Respon pada laman Facebook memberikan kesan yang positif, sehingga penjualan kaleng kerupuk dengan motif wastra nusantara habis. Langkah Eni dalam memulai bisnis Wastraloka berbuah manis, bahkan menembus pasar luar negeri.
Dari perjalanan tersebut, kini Wastraloka tidak hanya menjual pada media kaleng kerupuk, tapi sudah merambah ke teko, vas bunga, tumbler, gift set, dan merchandise lainnya.
Ada pula tantangan yang dilewati oleh Eni sebagai pemilik Wastraloka, khususnya saat pandemi.
"Saat itu semua pameran yang akan kami ikuti tiba-tiba dibatalkan karena pandemi, sedangkan stok menumpuk dan modal tertahan. Situasi ini yang membuat kita untuk terjun ke pasar digital (selain Facebook). Beruntung akhirnya mengenal PaDi UMKM yang sangat seirama dengan pengembangan pasar Wastraloka di gift dan merchandise untuk korporasi."
Dari Wastraloka untuk segenap pelaku usaha, UMKM itu perlu adaptif untuk membuat inovasi sesuai dengan kebutuhan pasar. Namun jangan juga meninggalkan identitas bisnis, karena identitas itu yang membuat target pasar tertarik akan produk yang kalian jual.
Tertarik untuk beli produk Wastraloka? Yuk kunjungi tokonya di PaDi UMKM sekarang!