Hari Pahlawan 2024: Perjuangan Merajut Harapan Masa Depan Bangsa

By Admin

08 November 2024, 08:19

Bagikan:

hari-pahlawan-2024-perjuangan-merajut-harapan-masa-depan-bangsa

Pada tanggal 10 November, ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional sesuai dengan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 pada 16 Desember 1959. Terhitung sejak saat itu, maka Hari Pahlawan pada 10 November 2024 sudah diperingati selama 65 tahun. Peringatan Pahlawan ini merupakan bentuk masyarakat Indonesia mengenang jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para Pahlawan demi kemerdekaan. Mengutip laman resmi Kementerian Sosial RI, peringatan Hari Pahlawan Nasional tahun 2024 mengusung tema “Teladani Pahlawanmu Cintai Negerimu”.

Dengan begitu banyak pengorbanan Pahlawan, sudah sepatutnya sebagai generasi muda yang merupakan penerus bangsa, dapat turut andil untuk melanjutkan perjuangan untuk merajut masa depan bangsa yang lebih baik. Hari Pahlawan dapat dijadikan sebagai momentum generasi muda dalam menghidupkan semangat membangun bangsa, guna mencapai cita-cita dengan cara yang relevan di era sekarang. Pada masa sebelumnya, telah ditanamkan nilai-nilai seperti semangat, cinta tanah air, keberanian, pantang menyerah, dan juga kerja keras. Sehingga di masa saat ini, terlebih era serba digital, generasi muda tetap bisa mengadaptasi nilai-nilai tersebut dengan cara berani berinovasi dan menyuarakan kebenaran melalui media apapun.

Sumber: Kemensos


Kilas Balik Perjuangan Pahlawan

Penetapan 10 November menjadi Hari Pahlawan sebagai bentuk untuk memperingati peristiwa yang terjadi di Surabaya pada Tahun 1945. Pada masa itu, pertempuran besar terjadi antara tentara Indonesia dengan pasukan Inggris. Pertempuran ini terjadi setelah Indonesia berhasil meraih kemerdekaan. Gencatan senjata sempat mereda, namun tetap terjadi pemberontakan yang menyebabkan Pimpinan tentara Inggris yaitu Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh, pada tanggal 30 Oktober 1945. Situasi kembali memanas, sehingga pihak Inggris mengeluarkan ultimatum kepada Indonesia untuk menghentikan perlawanan, dengan batas waktu sampai 10 November 1945. Namun, hingga waktu yang ditentukan pasukan Indonesia tetap melancarkan aksinya. Dengan semangat juang dan pantang menyerah, tentara Indonesia memenangkan pertempuran yang membuat Surabaya dinobatkan sebagai Kota Pahlawan.

Tokoh Pahlawan yang turun dan berjuang dalam pertempuran Surabaya, di antaranya Bung Tomo atau Sutomo yang memiliki jasa besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Raden Suryo atau Raden Mas Tumenggung Ario Soerjo selaku Gubernur Jawa Timur pada masa itu. Kyai Haji Hasyim Asy'ari yaitu ulama dan Pahlawan Nasional. Mayjen TKR HR Mohammad Mangoendiprojo merupakan Pimpinan Tentara Keamanan Rakyat. Prof. Dr. Moestopo merupakan Mayjen TNI. Mayjen Sungkono menjabat sebagai Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertanggung jawab atas pertahanan seluruh kota. Abdul Wahab Saleh adalah seorang fotografer Antara yang berhasil mengabadikan momen bersejarah perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato.


Tempat Bersejarah Pertempuran di Surabaya

Dengan terjadinya pertempuran di Surabaya, terdapat beberapa tempat yang menjadi saksi bisu pengorbanan dan perjuangan yang dilakukan oleh Pahlawan Indonesia. Berikut 5 tempat bersejarah yang saat ini bisa dikunjungi atau sekadar mengenang jasa Pahlawan, di antaranya:

Tugu Pahlawan

Bangunan atau monumen Tugu Pahlawan didirikan sebagai peringatan peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, juga menjadi penghormatan kepada Pahlawan yang gugur di medan perang. Surabaya merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur, yang mana Tugu Pahlawan menjadi salah satu ikon di kota ini. Terdapat makna dibalik pembangunan monumen ini, salah satunya adalah dibangun dengan 10 lengkungan yang memiliki 11 ruas di bagian tiangnya, yang melambangkan tanggal peristiwa tersebut.

Hotel Majapahit

Pada saat perjuangan Kemerdekaan Indonesia, ada momen perobekan bendera milik Belanda menjadi bendera merah putih, sehingga bendera tersebut menjadi milik Indonesia. Tempat yang menjadi saksi dalam momen bersejarah tersebut adalah Hotel Majapahit. Momen perobekan bendera terjadi pada 9 September 1945 dan menjadi awal mula terjadinya pertempuran di Surabaya.

Jembatan Merah

Jembatan yang sebelumnya terbuat dari kayu dan berwarna merah, kemudian diperbaiki menjadi besi dengan tetap mempertahankan warnanya. Jembatan ini merupakan penghubung Kalimas dan Gedung Residen Surabaya, tepatnya penghubung antara Surabaya bagian Timur dan Barat. Selain itu, Jembatan Merah juga menjadi lokasi tewasnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.

Gedung Internatio

Selain Jembatan Merah yang menjadi saksi pertempuran Pahlawan Indonesia melawan sekutu, ada juga Gedung Internatio. Gedung Internatio awalnya bernama Internationale Crediten Handelvereeniging ini merupakan tempat pengelolaan perdagangan di era kolonial Belanda. Lalu, Gedung ini sebelumnya juga menjadi markas sekutu pada saat pertama kali tiba di Surabaya.

Benteng Kedung Cowek

Benteng yang didirikan dengan tujuan untuk mengantisipasi serangan militer dari laut. Benteng Kedung Cowek merupakan markas Pasukan Sriwijaya. Pasukan Sriwijaya dibentuk oleh sekelompok pemuda, menjadikan benteng ini sebagai tempat pertahanan dan melakukan perlawanan, bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). 


Membangun Negeri Bersama PaDi UMKM

Generasi muda merupakan ujung tombak dan memegang peran untuk melanjutkan perjuangan dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik. Melanjutkan perjuangan para Pahlawan di era modern tetap bisa dilakukan, meskipun tidak harus mengangkat senjata. Generasi muda bisa berkontribusi melalui pendidikan dan keterampilan yang baik, atau semangat berwirausaha guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berpengaruh terhadap kemajuan Indonesia. 

Anda bisa berkontribusi bangun Negeri bersama PaDi UMKM dengan meningkatkan skill melalui program seperti PaDi Talks. Selain itu, tersedia pilihan pelatihan skill lain di website PaDi UMKM pada kategori Jasa Pendidikan. Mari jadikan semangat Para Pahlawan sebagai inspirasi untuk membangun Indonesia lebih kuat, berani, dan maju.


Artikel Lainnya