Gerakan 30 September 1965 Partai Komunis Indonesia yang biasa disebut G30S/PKI, merupakan peristiwa bersejarah di Indonesia karena melibatkan upaya kudeta yang menargetkan enam perwira tinggi militer angkatan darat. Sejarah G30S/PKI juga menjadi sejarah pengkhianatan paling besar yang terjadi di Indonesia. Gerakan ini memiliki tujuan awal untuk menggulingkan Presiden Soekarno yang pada kala itu sedang menjabat. Di sisi lain, PKI, yang dipimpin langsung oleh DN Aidit, ingin pemerintah Indonesia berubah menjadi pemerintahan komunis.
Sumber: BBC
Atas peristiwa G30S/PKI yang menorehkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia, masyarakat mendesak Presiden Soekarno untuk segera membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI). Pun pada akhirnya, Presiden Soekarno berhasil membubarkan dan memberikan mandat pembersihan atas seluruh struktur pemerintahan berupa Surat Perintah 11 Maret 1966 kepada Mayor Jenderal Soeharto. Dengan adanya sejarah kelam yang telah terjadi, tentu menghasilkan dampak yang signifikan terhadap keberlangsungan di Indonesia maupun internasional.
Dampak Setelah Adanya Peristiwa G30S/PKI
Setelah pertikaian yang terjadi dari ulah Partai Komunis Indonesia, terukir dampak substansial yang dirasakan, baik secara politik, sosial, ekonomi, dan yang lainnya. Dampak ini juga dibagi menjadi, ada dampak negatif dan dampak positif, berikut dampak yang terjadi:
1. Dampak Negatif
A. Trauma Nasional: Peristiwa ini meninggalkan luka mendalam pada masyarakat Indonesia. Keluarga-keluarga yang terkait dengan PKI atau yang dituduh terlibat menderita akibat stigma sosial yang berlangsung bertahun-tahun.
B. Represi Politik di Era Orde Baru: Setelah peristiwa ini, Soeharto mengambil alih kekuasaan dan menerapkan sistem pemerintahan otoriter di bawah Orde Baru. Kebebasan politik dibatasi secara signifikan.
C. Terganggunya Kehidupan Masyarakat: Pembersihan terhadap simpatisan PKI dan penangkapan massal menyebabkan kerusuhan sosial dan gangguan dalam kehidupan masyarakat.
2. Dampak Positif
A. Pengendalian Situasi Keamanan: Orde Baru di bawah Soeharto mampu menjaga stabilitas politik, meskipun dengan cara yang otoriter, dan berhasil menekan konflik ideologis di dalam negeri.
B. Penguatan Pancasila sebagai Ideologi Negara: Setelah peristiwa ini, pemerintah Orde Baru mendorong Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara, dengan tujuan untuk menjaga kesatuan dan mencegah munculnya ideologi komunis atau ekstrem lainnya.
C. Hubungan Internasional yang Lebih Baik: Dengan perubahan arah politik luar negeri, Indonesia menjalin hubungan yang lebih baik dengan negara Barat dan memperoleh bantuan ekonomi internasional yang mendorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Peristiwa G30S/PKI memberikan dampak besar, baik negatif maupun positif bagi Indonesia. Namun, di sisi lain, ada juga nilai yang tersirat dan bisa Anda tanamkan dalam berkehidupan saat ini setelah adanya peristiwa G30S/PKI ini.
Nilai yang Bisa Diambil dari Peristiwa G30S/PKI
Ada beberapa pelajaran dan nilai penting yang dapat diambil, baik bagi generasi saat itu maupun generasi saat ini dan yang akan datang. Berikut adalah beberapa nilai yang bisa dipetik dari peristiwa G30S/PKI:
1. Penghormatan terhadap Nilai Kemanusiaan
Nilai yang bisa diambil dari peristiwa ini adalah pentingnya menegakkan keadilan dan melindungi hak-hak individu, serta memastikan bahwa kekerasan dan diskriminasi tidak diulangi di masa depan.
2. Penguatan Keterbukaan dan Diskusi Publik
Kebebasan berekspresi dan diskusi terbuka penting untuk menghindari penindasan dan represi politik. Belajar dari masa lalu, penting untuk membangun sistem politik yang memungkinkan partisipasi masyarakat secara aktif dalam pengambilan keputusan, sehingga semua suara didengar.
Nilai yang tertera di atas harus dipegang teguh oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia agar kejadian kelam tersebut tidak terulang kembali, serta demi terciptanya kehidupan berbangsa yang damai dan harmonis di kemudian hari. Mari renungkan sejarah kelam yang sudah terjadi dan tanamkan nilai yang positif sebagai warga negara Indonesia.