Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam mendukung perekonomian Indonesia. Dengan kontribusi yang andil dalam pengembangannya menjadikan sektor UMKM membentuk sebuah satuan yang khas dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Program-program yang dirancang untuk mendukung UMKM memiliki potensi besar dalam memberikan dampak positif yang luas terhadap perekonomian, baik di tingkat nasional maupun internasional. Selain UMKM tidak hanya berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan dampak yang baik dalam membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan. Sesuai dengan program prioritas dari presiden ke-8 yaitu Prabowo Subianto dan wakilnya Gibran Rakabuming Raka yang menunaikan janji kampanye-nya dengan menjalankan prioritas program salah satunya adalah melanjutkan pemerataan ekonomi, penguatan UMKM, dan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sehingga langkah ini tidak hanya memperkuat ekonomi rakyat tetapi juga mendukung ketahanan ekonomi nasional dalam jangka panjang.
Sumber: Freepik
UMKM sebagai Penggerak Utama Perekonomian
UMKM telah memberikan kontribusi yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Data menunjukkan bahwa pada sektor ini menyumbang sebanyak 61 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, didukung dengan aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain menjadi kontributor utama bagi PDB nasional, UMKM juga berhasil menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, mencapai hingga 97 persen. Dalam hal ini terbukti bahwa UMKM menjadi solusi nyata dalam mengurangi tingkat pengangguran di berbagai daerah serta menjadi sarana pemerataan ekonomi.
Namun, di balik peran pentingnya, UMKM masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk keterbatasan akses pembiayaan, rendahnya literasi digital, dan kesulitan bersaing di pasar. Program penguatan UMKM diharapkan dapat menghadirkan solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai kendala ini.
Tantangan yang Dihadapi UMKM di Indonesia
Berbagai tantangan yang menghambat UMKM untuk berkembang secara maksimal, berdasarkan buku Tantangan Pemulihan Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan Era Next Normal oleh Didin Fatihudin, sebagai berikut:
1. Keterbatasan Modal
Banyak UMKM yang tidak memiliki akses mudah ke pembiayaan formal, baik karena kendala administrasi maupun persyaratan yang sulit dipenuhi. Keadaan ini menghambat UMKM dalam memperluas pasar dan meningkatkan kapasitas produksi.
2. Kekurangan Sumber Daya Manusia
Banyak UMKM yang belum memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan terampil, terutama dalam bidang manajemen dan teknologi. Hal ini menghalangi efisiensi dan produktivitas usaha. Minimnya perhatian terhadap pengembangan SDM membuat UMKM kesulitan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman dan bersaing dengan pelaku usaha lainnya.
3. Transformasi Digital yang Terbatas
Di era digital ini, kemampuan untuk menjual dan memasarkan produk secara online sangatlah krusial. Namun, banyak UMKM yang masih kurang memiliki keterampilan atau infrastruktur yang memadai untuk memanfaatkan teknologi digital secara efektif.
4. Promosi yang Lemah
Kemampuan promosi yang lemah menjadi salah satu faktor penghambat pertumbuhan UMKM. Banyak UMKM yang masih belum memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk mereka secara online. Keadaan ini akan membuat UMKM sulit untuk menjangkau lebih luas, Oleh karena itu, diperlukannya memaksimalkan media dengan tepat.
5. Persaingan Ketat
Salah satu tantangan yang dihadapi oleh UMKM adalah persaingan yang ketat dengan perusahaan-perusahaan besar, baik yang beroperasi secara lokal maupun internasional, yang memiliki sumber daya dan modal yang jauh lebih besar. Kondisi ini menyebabkan UMKM mengalami kesulitan dalam menarik pelanggan baru serta mempertahankan pangsa pasar yang ada. Akibatnya, banyak UMKM yang merasa tertekan dan harus berusaha lebih keras untuk tetap eksis di pasar yang semakin kompetitif.
Upaya Pemerintah untuk Menguatkan UMKM
1. Kebijakan Dukungan Modal dan Pembiayaan
Untuk memudahkan UMKM dalam mengakses modal, pemerintah telah memperkenalkan Kartu Kredit Indonesia (KKI) sebagai salah satu skema pembiayaan yang memudahkan pelaku usaha mengelola kebutuhan finansial mereka. KKI menawarkan akses pinjaman dengan bunga yang kompetitif dan syarat yang lebih sederhana, sehingga UMKM dapat memperoleh dukungan modal tanpa harus melalui proses yang rumit. PaDi UMKM sebagai salah satu marketplace yang sudah terintegrasi dengan KKI. Sehingga pelaku usaha dapat lebih mudah melakukan transaksi sekaligus mengelola pengeluaran mereka untuk mendukung pertumbuhan usaha secara lebih efisien.
2. Digitalisasi UMKM
Digitalisasi UMKM menjadi prioritas dalam program penguatan untuk meningkatkan daya saing di pasar global. Prabowo dan Gibran menekankan pentingnya pelatihan terstruktur serta pemanfaatan platform digital sebagai upaya memperluas jangkauan pasar. Dengan penerapan teknologi yang tepat, UMKM tidak hanya dapat menjangkau konsumen di seluruh Indonesia tetapi juga berpeluang menembus pasar internasional. Dukung langkah UMKM menuju digitalisasi dan perluas jangkauan pasar Anda secara efektif melalui PaDi UMKM.
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni sangat penting untuk menjaga produktivitas dan daya saing UMKM. Dengan SDM yang berkualitas, UMKM akan lebih siap menghadapi persaingan serta mengelola usaha mereka secara profesional.
Penguatan UMKM menjadi langkah strategis dalam menggerakkan ekonomi Indonesia agar terus tumbuh dan berdaya saing. Melalui komitmen pemerintah, terutama lewat program prioritas yang diusung Prabowo dan Gibran, diharapkan UMKM mampu mengatasi berbagai tantangan. Dukungan menyeluruh dalam hal pembiayaan, digitalisasi, serta peningkatan kualitas SDM akan mendorong UMKM menuju masa depan yang berkelanjutan dan lebih cerah sebagai penggerak ekonomi nasional. Bersama PaDi UMKM, mari dukung transformasi dan pertumbuhan UMKM Indonesia untuk masa depan ekonomi yang lebih kuat. Kunjungi laman media sosial di sini untuk dapatkan informasi up-to-date UMKM.